Dalam perlombaan, tim Indonesia menggunakan empat jenis senjata yaitu, senapan SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) buatan PT Pindad, senapan SO-Minimi buatan Belgia, senapan GPMG (General Purpose Machine Gun) buatan Belgia dan senjata sniper AW buatan Inggris.
Tapi yang diminta dibongkar oleh AS dan Australia hanya senjata SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 (Elite & Combat) buatan dalam negeri. "Hanya yang dari Pindad saja yang mereka ingin bongkar. Makanya nggak boleh," kata Brigjen Wuryanto dalam perbincangan, Rabu (3/6/2015).
Wuryanto tak mengetahui apa motif di balik keinginan AS dan Australia untuk membongkar senjata itu. "Bisa jadi karena kami yang menang," kata Wuryanto menganalisis.
Menarik disimak, SS2 yang merupakan kependekan dari Senapan Serbu 2 merupakan senapan yang tergolong asing bagi negara-negara barat seperti AS dan Australia. Tak ada satupun negara benua Eropa dan Amerika yang menggunakan senapan ini.
Adapun negara yang berminat terhadap SS2 adalah negara-negara di kawasan Asia. Dikutip dari berbagai sumber, tercatat Brunei, Myanmar dan Irak menyatakan berminat terhadap senapan yang bisa dipadukan dengan bayonet, peredam dan pelontar granat itu. Namun sampai saat ini belum ada deal yang disepakati.
Begitu juga dengan pendahulunya yakni Senapan Serbu (SS) 1, senjata itu tak pernah beredar di kawasan Eropa ataupun Amerika. Pembeli SS1 adalah negara di benua Asia dan Afrika seperti Kamboja, Mali, Nigeria dan Uni Emirat Arab.
No comments:
Post a Comment